Dirut PTPN I Sebut Regional 7 Sangat Prospektif
LAMPUNG SELATAN— Direktur PTPN I (Subholding Supporting Co) Teddy Yunirman Danas menilai prospek aset PTPN I Regional 7 (dulu PTPN VII) sangat baik untuk masa depan perseroan. Selain empat komoditas yang selama ini dikelola, yakni kelapa sawit, karet, tebu (gula putih), dan teh, aset non core yang ada sangat potensial untuk dikembangkan sesuai misi perusahaan dengan rupa-rupa usaha. Pernyataan itu disampaikan Teddy saat melakukan inspeksi ke sejumlah aset Regional 7, Kamis (29/2/24).
Didampingi
Direktur Pemasaran dan Aset Manajemen Landi Rizaldi Mangaweang, Direktur
Keuangan dan Manajemen Risiko, Doni P. Gandamihardja, daan beberapa pejabat
utama, mereka disambut Regional Head Denny Ramadhan, SEVP Business Support Okta
Kurniawan, SEVP Oparasional Wiyoso, dan sejumlah pejabat lain.
Dari Jakarta,
rombongan langsung menuju Afdeling Kalianda, Lampung Selatan, yang merupakan
bagian dari Kebun Bergen. Pilihan pertama ke Afdeling ini karena selain
komoditas karet yang diusahakan sebagai core business, lokasi ini memiliki
prospek besar di luar komoditas utama. Yakni, keberadaan tambang batu basalt
yang dikelola PT Optima Nusa Tujuh (ONT) yang merupakan anak perusahaan PTPN
VII, dan potensi pantai yang segera dioptimalisasi.
Tambang batu
basalt PT ONT menjadi aset yang pertama ditinjau. Di lokasi tambang yang
memiliki luas 18 hektare di dalam kebun karet ini, Teddy menyatakan optimistis
aset-aset Regional 7 akan lebih cepat menyesuaikan arah bisnisnya sebagaimana
misi Supporting Co.
Kunjungan
dilanjutkan ke Pantai Rio, satu spot indah dengan pasir putih, laut biru,
berlatar bukit yang juga masih dalam areal Kebun Bergen. Di lokasi ini sedang
dibangun area wisata representatif kerjasama Regional 7 dengan pihak ketiga.
Lokasinya yang eksklusif melewati perkebunan karet yang sejuk diyakini akan
menjadi spot wisata sangat menarik bagi wisatawan.
“Saya sangat
optimistis Regional 7 ini sangat prospektif. Ini tambang batunya sudah berjalan
dengan baik dengan rencana strategis ke depan cukup visioner. Proyek ini sekaligus
membuka akses ke pantai yang sedang dikerjakan dan akan menjadi aset yang pasti
menguntungkan untuk perusahaan. Ini indikatif menuju misi Supporting Co,” kata
dia.
Kunjungan
kerja Direksi Subholding PTPN I ini bertujuan menguatkan sinergi dalam
pencapaian strategis bisnis usai penggabungan delapan PTPN ke dalam Subholding
Supporting Co. Teddy mengatakan, keunggulan dari setiap Regional harus menjadi
keunggulan bersama. Demikian sebaliknya, konsep sinergi dalam korporasi harus
saling menguatkan antar Regional agar terjadi hubungan yang solid.
“Kami percaya
bahwa kolaborasi yang lebih erat akan memberikan kontribusi positif terhadap
pertumbuhan bisnis dan pencapaian tujuan perusahaan. Kita butuh komitmen yang
tinggi,” ujar Teddy.
Tentang konsep
bangkit dan sehatnya perusahaan, Teddy memberikan ilustrasi sederhana. Yakni,
setiap individu, setiap unit terkecil, setiap kebun, dan setiap elemen dalam
struktur korporasi memberi kontribusi keuntungan.
“Membuat laba
perusahaan itu tidak sulit, dua saja yakni pemasaran dan produksi. Berapa laba
kotor yang disumbangkan oleh karyawan, itulah produktivitas. Tetapi intinya,
jangan pernah kita, baik individu maupun unit kerja tidak mencetak laba. Sebab,
laba yang besar itu terkumpul dari keuntungan-keuntungan sekecil apapun dari
individu maupun unit terkecil,”
Selain
komitmen dan kerja keras, Teddy juga mengingatkan agar semua elemen mendorong
terjadinya inovasi dalam bekerja dan berproses. Dunia perkebunan, kata dia,
membutuhkan inovasi-inovasi sesuai dengan perubahan zaman dan perubahan alam
yang terjadi.
“PTPN Regional
7 ini memiliki potensi yang besar. Tetapi potensi ini tidak memiliki makna bila
tidak digarap dengan baik. Mulai tahun 2024 ini, perusahaan akan berbasis
kinerja. Kinerjalah yang menentukan dikatakan baik atau tidaknya. Terus temukan
inovasi-inovasi. Karena dunia tidak statis, tetapi dinamis,” kata dia.
Direktur
Pemasaran dan Aset Manajemen Landi Rizaldi Mangaweang dalam program
restrukturisasi PTPN membutuhkan inovasi dan optimalisasi lahan. Jika PTPN
melakukan restrukturisasi nantinya akan menjadi perusahaan yang sangat kuat,
bahkan menjadi perusahaan perkebunan yang sehat. Kebijakan dari pemegang saham
untuk divastasi asset memiliki aturan yang ketat sesuai dengan good corporate
govermance (GCG).
“Kita butuh
cashflow dan tambahan dana untuk menyehatkan perusahaan, maka dibutuhkan
divestasi. Untuk saat ini yang sudah mendapat izin yakni divastasi pengadaan
lahan untuk kepentingan umum. Sedangkan bila menjual langsung kepada pihak
ketiga atau swasta, itu masih melalui proses tukar aset dengan saham. Ini
prosesnya lebih panjang,” kata dia.
“Kelebihan di PTPN lain merupakan kelebihan PTPN VII dan kekurangan di PTPN lain juga merupakan kekurangan PTPN VII. Kita semua dalam satu kesatuan, bila ada kesulitan di regional lain, itu juga kesulitan kita, sehingga kita saling menguatkan, ”katanya. (*)

Komentar
Posting Komentar