Proyek Bibitan PTPN Bekri, Suplemen Ekonomi Tetangga Mandiri
LAMPUNG TENGAH---Lebih dari
160 orang warga sekitar Komplek PTPN I Regional 7 Kebun Bekri (PTPN Bekri)
beraktivitas sebagai pekerja pada proyek pembibitan kelapa sawit perusahaan
BUMN itu. Mereka berasal dari Desa Sinar Banten, Kusumadadi, Goras Jaya, Bekri,
Teluk Jukung. Dengan aktivitas yang baru berlangsung setahun ini telah
menggairahkan ekonomi kawasan cukup signifikan.
Sekretaris Desa Sinar Banten,
Kecamatan Bekri Damas Putra Pamungkas mengakui ada suasana yang berbeda ketika
PTPN Bekri memulai proyek pembibitan dengan kondisi sebelumnya. Damas
mengatakan transaksi di Pasar Bekri naik cukup signifikan sejak setahun terakhir.
“Sejak ada proyek bibitan itu terlihat sekali perbedaannya di pasar. Saya kebetulan tinggal dekat pasar dan dekat stasiun merasakan sekali. Terutama kalau Hari Rabu dan Sabtu pas pasaran (hari siklus pasar pekanan), itu pedagang dari luar daerah cukup banyak. Yang datang belanja juga ramai,” kata Damas, awal Februari lalu.
Tengara keramaian pasar
dipakai Damas untuk menggambarkan level ekonomi kawasan. Damas mengakui, Desa
Sinar Banten yang merupakan lokus Kantor PTPN Bekri belum mempunyai perangkat
ukur statistik untuk menakar tingkat ekonomi masyarakat, sehingga pasar dianggap
sebagai potret paling representifnya.
“Memang ada beberapa faktor
yang membuat pasar bergairah. Sejak pandemi lalu, pasar memang sangat sepi.
Kemudian, tahun lalu juga musim kemarau panjang sehingga banyak tanaman puso.
Sekarang petani memang mulai tanam, tetapi kan belum panen. Jadi, saya yakin
proyek bibitan PTPN itu jadi faktor dominan. Bisa dihitung, kalau ada 160 orang
bekerja dengan upah Rp100 ribu, artinya ada tambahan uang hampir setengah
miliar per bulan yang beredar,” kata Sekdes berusia 37 tahun ini.
Pengakuan yang sama
disampaikan Mahrus Sadi (47), salah satu pekerja di Proyek Pembibitan Kelapa
Sawit PTPN Bekri. Warga Dusun Tempel, Desa Goras Jaya yang profesi utamanya
adalah petani ini mengatakan wajah-wajah warga desanya saat ini lebih sumringah
sejak bisa ikut bekerja di proyek itu.
“Wah, sangat membantu, Pak.
Pas awal bibitan ini kan pas kemarau, jadi kami memang nggak ada kerjaan dan
otomatis juga nggak ada penghasilan. Nah, siapa yang nggak senang bisa kerja
dapat upah lumayan. Bahkan ibu-ibu juga bisa ikut. Makanya kami sangat terima
kasih kepada PTPN,” kata suami Dwi Marsanti yang lebih dikenal dengan sapaan
Nanang ini.
Nang mengatakan, lebih dari
setengah penduduk Dusun Tempel ikut bekerja di proyek ini. Dengan aktivitas
baru itu, suasana dusun juga ikut berubah.
“Ekonomi warga kami ikut
terbantu. Kalau ada kondangan, syukuran bayi, naik kap (gotong royong menaikkan
atap rumah), atau sripah (kematian), itu terlihat lebih guyub dan ramai. Dan
yang pasti, kalau kita utang di warung tetangga masih dipercaya dari pada
sebelumnya,” kata Nanang ditimpali Asmani, salah satu mandor di Bibitan itu.
Tentang rekrutmen pekerja
untuk proyek pembibitan itu, Sutardi, Mandor Bibitan yang bertanggung jawab
atas teknis mengaku tidak ketat. Seorang pekerja yang akan dipekerjakan di
Proyek Bibitan, kata dia, memang harus diberi pelatihan dasar. Namun, hal-hal
yang perlu dikuasai tidak membutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus.
“Untuk bisa ikut bekerja di
sini sangat mudah, terutama bagi orang yang memang latar belakangnya petani di
desa. Sebab, yang dibutuhkan hanya tenaga dan ketelitian yang bisa dilatih
sebentar. Yang penting, mau mengikuti arahan dari mandor. Makanya banyak sekali
yang perempuan. Dan ternyata perempuan lebih telaten,” kata Sutardi didampingi
Asmani, rekan seperjuangan sejak proyek Bibitan Tahun 2006 lalu.
Sutardi yang kini memasuki
masa pensiun mengaku beruntung dengan kebijakan PTPN I Regional 7 memulai
Proyek Pembibitan dan Tanam Ulang kebun kelapa sawit. Ia mengatakan direkrut
kembali oleh PTPN Bekri untuk menggawangi teknis lapangana proyek ini karena
dinilai memiliki pengalaman terdahulu. Sebab, kata dia, pembibitan adalah kunci
awal yang akan menentukan produksi dan produktivitas tanaman yang diproyeksikan
produktif selama 30 tahun.
“Tidak mengecilkan aspek yang
lain, tetapi menurut saya proses di bibitan ini menjadi kunci. Sebab, kalau
bibitnya buruk, walaupun dirawat dengan baik di kebun belum tentu berbuah atau
produktif,” kata dia.
Mengomentari hubungan
perusahaan dengan masyarakat sekitar, Manajer PTPN I Regional 7 Kebun Bekri
Agus Faroni mengaku saat ini sangat baik. Relasi yang dibangun dengan
mengedepankan komunikasi dan saling membantu menjadi simpul paling diperhatikan
oleh manajemen.
Menurut dia, proyek Pembibitan
Kelapa Sawit yang dimulai pertengahan 2023 lalu menjadi salah satu faktor yang
memiliki andil membangun relasi dengan masyarakat. Saat ini, kata dia, ada
lebih dari 160 orang dari desa-desa penyangga yang ikut bekerja di proyek
bibitan dan tanam ulang.
“Sejak tahun lalu kami bikin
proyek pembibitan kelapa sawit yang disiapkan untuk tanam ulang. Bibitan tahap
pertama ini untuk tanam ulang seluas 700 hektare di lahan bekas tanaman tebu.
Areal bibitan seluas 10 hektare tidak jauh dari Kantor ini. Alhamdulillah
progresnya sangat baik berdasarkan penilaian Holding, Subholding, maupun dari
Kantor Regional. Semua pekerja kami rekrut dari warga sekitar sehingga ekonomi
masyarakat ikut terangkat,” kata Agus saat menginspeksi lahan bibitan.
Agus menambahkan, apresiasi
atas kinerja Proyek Pembibitan membuat Kebun Bekri dipercaya untuk menyiapkan
bibit kelapa sawit untuk program tanam ulang kebun lain. Saat ini, kata dia,
pihaknya sedang menyiapkan lahan seluas 15 hektare untuk proyek pembibitan
kelapa sawit untuk persiapan tanam ulang Kebun Rejosari dan Padangratu.
“Alhamdulillah kami dipercaya
menyiapkan bibit untuk Program Tanam Ulang di Kebun Rejosari dan Padang Ratu.
Kami sedang proses penyiapan lahan. Melihat prospeknya, saya berharap Kebun
Bekri dipercaya untuk menjadi palm nursery sebagai side business kami.
Sehingga, para pekerja yang juga tetangga kita itu bisa terus bekerja,” kata
dia. (*)

Komentar
Posting Komentar