PTPN IV Regional V Komitmen Membangun Negeri, Dongkrak Produktivitas Petani Sawit Rakyat
PTPN IV PalmCo berkomitmen untuk
terus mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) sebagai bagian mendukung
program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas petani sawit. Perusahaan
perkebunan sawit milik negara yang berada di bawah naungan Holding Perkebunan
Nusantara III (Persero) tersebut menargetkan untuk merevitalisasi atau
meremajakan 60.000 hektare perkebunan sawit renta milik petani yang tidak lagi
produktif hingga 2026 mendatang.
"Kami harus melakukan
peremajaan sawit rakyat 60.000 hektare sampai 2026, khusus di wilayah PTPN IV
Regional V (Kalimantan) ada 16.000 hektare lebih," kata Direktur Utama
Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani.
Ia menegaskan bahwa PTPN tidak
hanya fokus dalam mencari keuntungan. Namun, lebih dari itu, perusahaan pelat
merah harus menjadi agen dalam pembangunan, termasuk mengakselerasi peremajaan
sawit rakyat (PSR). Terlebih lagi, ia mengatakan program PSR merupakan salah
satu amanah Program Strategis Nasional.
"Kami PTPN ini fungsinya
kan bukan hanya mencari untung semata namun juga ditugaskan sebagai agen
pembangunan. Untuk suksesnya program CSR, kolaborasi dengan semua pihak terus
dilaksanakan," papar dia.
Pria berkacamata yang
menginsisiasi transformasi Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut
yakin, target tersebut dapat terealisasi menyusul dukungan yang begitu masif
dari pemerintah, termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang begitu besar.
PTPN IV baru-baru ini
melaksanakan Workshop PTPN untuk Sawit Rakyat yang digelar di Hotel Aston
Pontianak, Kamis (25/1). Workshop yang mengundang para petani sawit, koperasi
dan pihak terkait tersebut, merupakan bagian dalam memacu PSR di Kalbar.
"Untuk merealisasikan PSR
itu butuh kolaborasi dan untuk itulah workshop ini penting," kata Abdul
Ghani.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo,
Jatmiko Krisna Santosa yang menilai bahwa kegiatan workshop melibatkan para
petani, asosiasi, hingga pemerintah tersebut merupakan langkah yang tepat untuk
memulai dan mengakselerasi PSR di Kalimantan Barat, terutama dari sisi
penguatan SDM bagi petani mitra perusahaan.
Program penguatan SDM tersebut
merupakan salah satu dari empat program yang ditujukan bagi kemitraan dengan
petani rakyat. Tiga program lainnya, yakni kemitraan penuh, penyediaan bibit
bersertifikat, serta perusahaan menjadi off taker. Untuk program penyediaan
bibit bersertifikat, pihaknya saat ini tengah berupaya merampungkan perizinan
guna mendatangkan 300 ribu bibit bersertifikat siap tanam.
Hal senada disampaikan Region
head regional V PTPN IV, Khayamuddin Panjaitan dalam mendukung Program PSR
“Nantinya bisa diperoleh dari PTPN IV Regional V, dan tidak harus menjadi mitra
(untuk mendapatkan bibit sawit bersertifikat). Program ini Insya Allah akan
kita laksanakan secara berkelanjutan sehingga cita-cita kita dalam meningkatkan
produktivitas sawit rakyat dapat tercapai," tuturnya.
Pj Gubernur Kalbar, dr Harrison,
M.Kes turut hadir dalam pembukaan workshop yang dilaksanakan di Hotel Aston
Pontianak tersebut. Dirinya mengapresiasi PTPN IV yang telah menjadi mitra
pembangunan yang strategis bagi pemerintah provinsi Kalbar. Pihaknya menaruh
harapan besar agar perusahaan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan
masyarakat di sekitar kawasan perkebunan.
"Serta membantu pemerintah
untuk menyukseskan program pemerintah menekan angka stunting dan kemiskinan
ekstrem,” tuturnya.
Direktur Jenderal Perkebunan
Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah mengatakan persoalan peremajaan sawit
saat ini adalah tata kelola yang belum efisien. Untuk mempercepat realisasi
program tersebut, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan Permentan baru untuk
mengurangi hambatan-hambatan yang selama ini ditemui di lapangan. Aturan baru
ini akan mencabut aturan lama yang selama ini dianggap belum secara maksimal
dalam mengefektifkan tata kelola sawit, khususnya yang berkaitan dengan program
PSR.
“Nanti akan ada Permentan yang menyatukan,
mulai dari PSR, sarpras (sarana dan prasarana perkebunan), SDM, hingga ISPO
(Indonesian Sustainable Palm Oil), dalam satu Permentan,” imbuhnya.
Dalam Permentan yang tengah
digodok tersebut, lanjutnya, cukup dengan satu kali verifikasi sehingga lebih
mudah dan efisien. Lewat Permentan baru ini juga akan memudahkan pekebun dalam
mengakses bantuan yang ada di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS). Kolaborasi dengan PTPN IV PalmCo menurutnya juga menjadi penentu
suksesnya program PSR.
“Kita mengharapkan sinergi
dengan PTPN untuk memperkuat petani plasma,” ucapnya. (sti)
CSR Bantu Penanganan Stunting
PTPN IV PalmCo turut berperan
dalam rangka penanggulangan stunting di Kalbar khususnya di wilayah sekitar
perusahaan. Langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk turut
berkontribusi dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Dalam agenda Workshop PTPN untuk
Sawit Rakyat, yang digelar di Hotel Aston Pontianak, Kamis (25/1) yang lalu,
PTPN IV Regional V kembali membagikan paket bantuan stunting yang merupakan
bagian dari program CSR perusahaan. Dalam momen itu pula, Direktur Utama PTPN
III Holding Perkebunan, Muhammad Abdul Ghani, dinobatkan sebagai Bapak Asuh
Anak Stunting.
PTPN IV memberikan perhatian
yang cukup besar terhadap penanganan stunting yang saat ini masih menjadi
persoalan bangsa. Khusus di Kalimantan Barat, tercatat sejak Desember 2023 PTPN
IV Regional V telah membagikan 300 paket bantuan stunting di empat desa di
provinsi ini. Selanjutnya, pada tahap kedua selama tiga bulan ke depan, akan
disalurkan paket bantuan stunting setiap bulan. Penyaluran paket akan terus
berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Region Head Regional V PTPN IV,
Khayamuddin Panjaitan mengatakan bahwa pemberian paket bantuan stunting ini
merupakan aksi BUMN kluster Perkebunan hadir ditengah-tengah Masyarakat, untuk
mendukung pencegahan dan penurunan stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas
tahun 2045.
“Program ini dilakukan untuk
mendukung Program Prioritas Nasional untuk mencegah dan menurunkan stunting
menuju Indonesia Emas 2045 dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak, terutama yang berisiko mengalami stunting”, ujarnya
Atas kontribusi yang diberikan
tersebut, Pj Gubernur Kalbar, Harrison mengucapkan terima kasih kepada PTPN IV
yang telah mengalokasikan dana tanggung jawab sosial atau CSR untuk membantu
penanganan stunting khusus masyarakat di kawasan perkebunan. Dirinya
mengapresiasi langkah perusahaan yang secara cepat turun hingga ke tingkat
posyandu untuk menemukan penerima bantuan.
“saya senang sekali, PTPN
ternyata langsung turun kelapangan, mendatangi posyandu-posyandu di sekitar
perkebunan,” katanya.
Dirinya berharap ada lebih banyak perusahaan yang bisa mengalokasikan dana CSR untuk program-program pencegahan dan penanganan stunting. “Sekali lagi saya terima kasih PTPN telah menaruh perhatian terhadap hal ini,” tuturnya.

Komentar
Posting Komentar